Jumat, 12 November 2010
(Vibiznews – Economy) – Pada perdagangan di pasar spot antarbank Jakarta pagi hari ini tampak nilai tukar rupiah masih melanjutkan pergerakan melemah terhadap rival utamanya, dolar AS (12/11). Di perdagangan hari Jumat ini rupiah tampak mengalami penurunan yang cukup signifikan.
Rupiah tampak sempat mengalami pergerakan menguat yang cukup solid terhadap dolar AS seiring dengan kondisi mata uang AS yang sedang terpukul. Dolar anjlok tajam terhadap rival-rival utamanya setelah Fed memutuskan untuk menyuntikkan dana senilai 600 miliar dolar untuk melakukan pembelian terhadap sekuritas milik pemerintah AS.
Akan tetapi pada hari ini tampaknya menguatnya dolar mulai memukul nilai tukar rupiah. Hari ini dolar mengalami kenaikan ke posisi tertinggi dalam enam minggu belakangan terhadap euro.
Pada akhir perdagangan di pasar spot antarbank Jakarta sore hari ini nilai tukar rupiah terpantau berada di posisi 8.919/8.929 per dolar. Posisi rupiah ini mengalami penurunan yang cukup tajam atau sebesar 23 poin dibandingkan penutupan perdagangan sebelumnya yang berada di posisi 8.894/8.904 per dolar. Rupiah telah sempat mengalami penurunan hingga ke posisi 8.923/8.933 per dolar.
Analis Vibiz Research dari Vibiz Consulting memperkirakan bahwa pergerakan rupiah masih akan ditahan untuk tidak terlalu jauh mengalami kenaikan. Rupiah akan sulit untuk menembus ke bawah 8.800 per dolar dengan kehadiran intervensi BI.